Saturday, July 19, 2008

Sejarah umum seni lukis part 3

Aliran seni lukis

Surrealisme

Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.

Kubisme

Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.

Romantisme

Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.

Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.

Aliran lain

Abstraksi

Adalah usaha untuk mengesampingkan unsur bentuk dari lukisan. Teknik abstraksi yang berkembang pesat seiring merebaknya seni kontemporer saat ini berarti tindakan menghindari peniruan objek secara mentah. Unsur yang dianggap mampu memberikan sensasi keberadaan objek diperkuat untuk menggantikan unsur bentuk yang dikurangi porsinya.

Sejarah umum seni lukis part 2

Seni lukis zaman klasik

Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:

  • Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)
  • Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),

Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal. Selain itu, kemampuan manusia untuk menetap secara sempurna telah memberikan kesadaran pentingnya keindahan di dalam perkembangan peradaban.

Seni lukis zaman pertengahan

Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman pertengahan, seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan dengan realitas.

Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".

Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda).

Namun sebagai akibat pemisahan ilmu pengetahuan dari kebudayaan manusia, perkembangan seni pada masa ini mengalami perlambatan hingga dimulainya masa renaissance.

Seni lukis zaman Renaissance

Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ahli sains dan kebudayaan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang.

Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa.

Seni Rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki.

Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.

Sejarah umum seni lukis part 1

Zaman prasejarah

Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan mereka.

Semua kebudayaan di dunia mengenal seni lukis. Ini disebabkan karena lukisan atau gambar sangat mudah dibuat. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan daun-daunan atau batu mineral berwarna.

Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.

Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar). Seiring dengan perkembangan peradaban, nenek moyang manusia semakin mahir membuat bentuk dan menyusunnya dalam gambar, maka secara otomatis karya-karya mereka mulai membentuk semacam komposisi rupa dan narasi (kisah/cerita) dalam karya-karyanya.

Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan obyek-obyek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari obyek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap obyeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam obyek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya. Pencitraan ini menjadi sangat penting karena juga dipengaruhi oleh imajinasi. Dalam perkembangan seni lukis, imajinasi memegang peranan penting hingga kini.

Pada mulanya, perkembangan seni lukis sangat terkait dengan perkembangan peradaban manusia. Sistem bahasa, cara bertahan hidup (memulung, berburu dan memasang perangkap, bercocok-tanam), dan kepercayaan (sebagai cikal bakal agama) adalah hal-hal yang mempengaruhi perkembangan seni lukis. Pengaruh ini terlihat dalam jenis obyek, pencitraan dan narasi di dalamnya. Pada masa-masa ini, seni lukis memiliki kegunaan khusus, misalnya sebagai media pencatat (dalam bentuk rupa) untuk diulangkisahkan. Saat-saat senggang pada masa prasejarah salah satunya diisi dengan menggambar dan melukis. Cara komunikasi dengan menggunakan gambar pada akhirnya merangsang pembentukan sistem tulisan karena huruf sebenarnya berasal dari simbol-simbol gambar yang kemudian disederhanakan dan dibakukan.

Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.

Tuesday, July 8, 2008

Perbincangan: Lukisan digital

Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.


Penggunaan Digit sebagai terjemaham untuk digital

Saya kurang bersetuju dengan penggunaan digit sebagai terjemahan untuk "digital". Perkataan "digital" telah diterima-pakai secara meluas di dalam bahasa melayu pada masa sekarang, malah media-massa (akhbar, majalah) juga telah menerima-pakai perkataan ini.

Saya kurang bersetuju kerana "digit" tidak melambangkan digital dan digit tidak dapat di terjamahkan kembali kepada bahasa inggeris sebagai digital tetapi diterjemahkan sebagai "digit"; yang mempunyai maksud yang berlainan.

Saya juga tidak bersetuju dengan penggunaan lukisan sebagai terjemahan untuk painting. Lukisan jika diterjemah kepada bahasa inggeris ialah "drawing"; iaitu benda yang berbeza dengan "painting". Pada pengamatan saya penggunaan "catan" (kata dasar cat(paint)) adalah lebih bersesuaian untuk terjemahan "painting"

Baca petikan penuh

Gajah Gajah Gallery untuk pelukis baru

Petikan dari: Utusan Malaysia

Antara hasil karya Yusof Gajah yang dijual di galeri ini.


Bagi peminat seni lukisan tanah air tentu tidak asing lagi dengan galeri lukisan yang menghuni di salah satu sudut di Pasar Seni, Kuala Lumpur.

Apa yang menariknya, kemunculan galeri-galeri lukisan ternama di ibu negara sekarang ini sedikit pun tidak menggugat galeri yang satu ini, bahkan ia terus tegar mendepani saingannya sejak lebih dua tahun lalu.

Rahsianya, kerana Gajah Gajah Gallery mempunyai keunikan tersendiri. Kebiasaannya, galeri lukisan hanyalah tempat seniman mempamer dan secara langsung menjual hasil karya mereka kepada para pelanggan.

Berbeza pula di galeri ini di mana pengunjung bukan saja leka menyaksikan keindahan lukisan yang tergantung di dinding, bahkan berpeluang menghasilkan sendiri lukisan-lukisan tersebut.

Pengunjung pasti akan menikmati keasyikan melukis lebih-lebih lagi bagi yang baru pertama kali memegang berus dan kanvas lukisan.

Berkonsepkan Karaoke Painting, pengunjung boleh melukis dengan hanya membayar RM50. Mereka akan diberi segala kelengkapan untuk melukis seperti kanvas yang berukuran 16 x 16 inci, berus serta medium untuk digunakan.

Sambil melukis, mereka akan dibuai dengan alunan muzik kegemaran sebagai halwa telinga dan hiburan.

Kelainan konsep ini sedikit sebanyak menarik perhatian para pengunjung yang terdiri daripada pelancong dalam dan luar negara.

Menurut pemilik galeri, Mohd. Yusof Ismail, 54, yang lebih dikenali dengan panggilan `Yusof Gajah', idea untuk mewujudkan konsep istimewa ini tercetus ketika beliau menghuni salah satu ruang di Perkampungan Pelukis di Kompleks Kraftangan, Kuala Lumpur.

“Semasa berada di situ kami didatangi beberapa keluarga yang ingin membeli lukisan yang dipamerkan. Membeli hasil seni kadangkala mengambil masa untuk menilai dan memahami maksud lukisan tersebut.

“Jadi, agar anak-anak yang datang bersama ibu bapa mereka tidak bosan menunggu, kami berikan mereka peralatan melukis. Sedikit sebanyak ini memberikan tarikan kepada ibu bapa.

“Kami putuskan untuk membawa konsep karaoke painting ini untuk kanak-kanak dan golongan dewasa ke Gajah Gajah Gallery.

“Di sini mereka boleh melukis apa sahaja yang diinginkan mengikut kreativiti sendiri dan membawa pulang lukisan yang telah siap untuk hiasan di dinding rumah,” ujarnya.

Istimewanya, tiada batas waktu untuk pengunjung melukis, bahkan jika lukisan itu belum siap mereka boleh menyambungkan pada hari lain mengikut kelapangan sendiri sehinggalah lukisan itu siap sepenuhnya tanpa bayaran tambahan.

Beliau sedar, tidak semua yang datang memiliki bakat dalam seni lukis, justeru bagi yang baru berjinak-jinak dan pertama kali melukis mereka akan dibantu dan diberi tunjuk ajar oleh lapan pelukis berpengalaman yang menjadi ‘ahli keluarga’ Gajah Gajah.

“Di galeri ini kami lebih menggalakkan pelanggan menggunakan medium akrilik kerana medium itu lebih mudah digunakan bagi yang baru belajar dan kurang mahir dalam mengadun warna dalam lukisan.

“Apa yang penting kami sentiasa ada untuk membantu mereka jika diminta,” kata Yusof yang sudah lebih 20 tahun bergelumang dalam bidang seni lukis ini.

Galeri tersebut dinamakan Gajah Gajah kerana beliau sendiri lebih gemar melukis subjek yang bertemakan gajah dengan diberi sentuhan atau perspektif kanak-kanak.

Yusof juga merupakan pelopor seni naif (Naive Art) di Malaysia, iaitu suatu konsep lukisan yang unik, tulus dan jujur. Konsep ini merujuk kepada satu gaya seni yang nampak keanak-anakan dengan cara yang ringkas atau idiosinkratik, tidak terlalu serius serta tidak terkongkong dengan peraturan dan perspektif.

Gaya tersebut merupakan kombinasi bakat dan pendidikan formal dalam seni catan yang ditekuninya di Sekolah Seni Rupa Indonesia, Yogjakarta, ketika mula-mula terbabit secara serius dalam bidang ini.

“Gajah sebenarnya hanya subjek untuk menceritakan pelbagai persoalan yang ada di sekitarnya. Ia kadang-kadang menceritakan tentang manusia, politik dan kemanusiaan,” jelasnya yang berhasrat membantu dan memberi motivasi kepada pelukis-pelukis baru.

Bagi Yusof, melukis merupakan terapi yang baik untuk merehatkan fikiran sekiranya pelukis senang dan berpuas hati dengan melihat hasil lukisannya sendiri.

Tetapi jika sebaliknya, ia juga boleh memberi tekanan pada pelukis.

“Dengan melukis juga kita dapat membaca perasaan seseorang sama ada dia gembira atau sebaliknya,” katanya.

Walaupun dengan keluasan tapak galeri yang begitu terhad, Gajah Gajah Gallery tetap memberikan keselesaan dan kepuasan agar pengunjung berasa seolah-olah melukis di dalam galeri sendiri.

Dihiasi hampir 150 buah lukisan hasil karya beliau dan keluarga Gajah-Gajah yang rata-ratanya bertemakan alam, budaya tradisional dan pemandangan bandar.

Selain menjadi tatapan para pengunjung Pasar Seni, hasil karya di situ juga dijual pada harga serendah RM20 hingga puluhan ribu ringgit sama ada dalam bentuk berbingkai atau poskad.

Menurut Yusof, kebanyakan pengunjung yang datang ke galeri ini terdiri daripada kanak-kanak berumur 12 tahun hinggalah golongan remaja dan dewasa.

Bersimpati

Ada juga sesetengah ibu bapa membawa anak-anak mereka untuk sama-sama melukis di galeri ini terutamanya pada hujung minggu.

Apa yang lebih menyeronokkan, ada juga remaja menyambut hari lahirnya dengan meraikan rakan-rakan untuk melukis di galeri itu dan menjadikan lukisan mereka sebagai kenangan.

“Ada menempah untuk melukis di rumah mereka sendiri bagi meraikan tetamu yang hadir. Tetamu dapat melukis secara percuma kerana ditaja oleh tuan rumah,” katanya yang memiliki satu lagi galeri lukisan di City Square Centre, Kuala Lumpur.

Sebagai pelukis berpengalaman, Yusof bercita-cita untuk mempunyai muzium lukisannya sendiri suatu hari nanti.

Baginya, memiliki sebuah muzium seumpama itu merupakan kemuncak kejayaan sebagai seorang seniman atau pelukis.

“Tanpa muzium, tiada siapa yang akan mengabadikan karya-karya kita sebagai seorang seniman apabila kita tiada lagi nanti. Lebih penting ia untuk tatapan anak cucu kita nanti,” katanya.

Beliau bersimpati dengan nasib sebilangan pelukis yang sememangnya berbakat tetapi tidak dapat pergi jauh.

Justeru, di Gajah Gajah Gallery, beliau berusaha bekerjasama dengan pelukis dan juga peminat seni yang berbakat dan mempunyai pengalaman yang luas untuk meningkatkan lagi profesionalisme mereka.

Di samping membuang sikap mementingkan diri sendiri, pelukis juga perlu boleh melukis dan pada masa yang sama dapat menjual lukisannya.

“Jadikan lukisan sebagai pelaburan serta meluaskan lagi skop bidang ini supaya ia tidak sepi begitu sahaja.

“Kita tidak mahu menjadi seniman besar tetapi hidupnya kecil,” katanya yang juga banyak mengadakan pameran lukisan di dalam dan luar negara.

Selain berbekalkan semangat dan minat yang mendalam dalam seni lukisan ini, Yusof juga mendapat dorongan padu daripada isterinya, Zakiah Mohd. Isa, serta tiga orang anaknya yang turut berkongsi minat yang sama.

Bagi Zakiah, lukisan merupakan gambaran kecantikan hubungan alam dan manusia yang cantik di mata dan yang senang di hati.

“Dengan melukis kanak-kanak dapat memupuk jiwa cinta dan sayangkan alam dan kecantikan, di samping memimpin mereka menjadi lebih kreatif,” katanya.

Justeru, konsep yang dibuat di galeri ini bertujuan untuk memberi peluang kepada peminat-peminat seni serta masyarakat untuk mempelajari dan memahami lebih dekat tentang seni naif ini.

Tambahnya lagi, mereka juga mengadakan hari keluarga, Art Camp iaitu program yang berbentuk pendidikan berkenaan dengan seni lukis untuk kanak-kanak.

“Kami juga mengadakan program kebajikan bagi membantu dana kewangan kepada yayasan dan hospital,” jelasnya yang juga art promoter di galeri ini.

Selain itu, pelbagai aktiviti lain turut diadakan termasuk Malaysia Naive Art Showcase yang akan menampilkan lebih 20 orang pelukis seni naif di Annexe Central Market, Kuala Lumpur, 7 Mei ini .

Bagi ibu bapa atau remaja yang ingin mencuba untuk melukis dan mendalami seni naif, galeri ini adalah tempat yang sesuai di mana ia dibuka pada setiap hari bermula pada pukul 10 pagi hinggalah 9 malam.


Link asal

Hukum Melukis Gambar Menurut Pandangan Islam.

Islam adalah agama yang mencintai keindahan sehingga di dalam hadith Nabi Muhammad s.a.w, baginda bersabda:

إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ

yang bermaksud:
Sesungguhnya Allah adalah zat yang Maha Indah dan suka kepada keindahanَ

ََ

Antara perkara yang dianggap sebagai satu keindahan yang mempunyai nilai kesenian adalah gambar yang dilukis di papan-papan kanvas dan ukiran-ukiran yang dipahat di atas batu atau kayu.

Persoalannya, adakah Islam berdasarkan ijtihad para fuqaha membenarkan kesemua lukisan dan ukiran atau sebaliknya?


Beberapa perbahasan yang disepakati dari segi hukumnya oleh seluruh para fuqaha Islam

1. Seluruh para ulama Islam bersepakat bahawa seseorang individu dibenarkan untuk melukis gambar-gambar benda yang merupakan hasil ciptaan manusia itu sendiri seperti melukis gambar rumah, kereta, masjid, komputer dan sebagainya.

Ini kerana manusia telah dibenarkan untuk mencipta benda-benda tersebut. Apabila seseorang individu itu telah dibenarkan oleh Islam untuk mencipta kereta, dia juga boleh melukis gambar kereta. Ini kerana gambar kereta lebih mudah untuk dihasilkan berbanding dengan mencipta kereta. Kalaulah mencipta kereta yang lebih sukar telahpun dibenarkan oleh Islam, maka menghasilkan gambar kereta lebih-lebih lagi dibenarkan.

2. Para fuqaha Islam juga telah bersependapat mengatakan bahawa seseorang itu boleh untuk melukis gambar-gambar alam semulajadi yang diciptakan oleh Allah Taala seperti gambar tasik, sungai, laut, bulan, bintang, matahari dan sebagainya.

Walaubagaimanapun, sekiranya gambar alam semulajadi itu dijadikan sebagai bahan sembahan orang yang bukan beragama Islam seperti golongan penyembah matahari, maka sekiranya penyembah matahari meminta sang pelukis untuk melukis gambar matahari untuk disembah selepas itu, pastinya hukum melukis gambar matahari ketika situasi ini adalah haram. Ini kerana gambar yang bakal dilukis akan digunakan untuk tujuan maksiat iaitu menyembah selain daripada Allah Taala.


Beberapa perbahasan yang tidak disepakati dari segi hukumnya oleh para fuqaha Islam

Kebanyakan para fuqaha berpandangan bahawa seseorang pelukis dibenarkan untuk melukis gambar tumbuh-tumbuhan, rumput, buah-buahan dan pokok-pokok. Mereka tidak membezakan antara pokok yang berbuah ataupun pokok yang tidak mengeluarkan buah. Bagi kebanyakan para ulama, hukum melukis tumbuh-tumbuhan dan pokok adalah seperti hukum melukis alam semulajadi seperti sungai, laut, gunung-ganang dan sebagainya.

Walaubagaimanapun, hanya seorang ulama sahaja yang tidak membenarkan melukis gambar pohon-pohon yang mengeluarkan buah. Ulama tersebut adalah Al-Imam Al-Mujahid.

Oleh itu, sekiranya seseorang pelukis ingin melukis gambar pokok yang berbuah, maka berdasarkan pandangan kebanyakan para ulama, hukumnya adalah dibolehkan.



Hukum Melukis Objek Manusia Atau Binatang

Berbalik kepada soalan yang ditanya, ia berkisar berkenaan hukum melukis gambar objek yang hidup yang terdiri daripada manusia dan haiwan. Sememangnya para ulama berselisih pandangan dalam masalah ini. Ini kerana mereka berbeza pandangan dalam memahami hadith Rasulullah yang zahirnya melarang lukisan.

Para fuqaha di dalam 3 mazhab utama iaitu mazhab Al-Imam Abu Hanifah, Al-Imam Al-Syafie dan Al-Imam Ahmad ibnu Hanbal tidak membenarkan sama sekali seseorang individu melukis gambar objek-objek yang hidup daripada manusia dan binatang. Para ulama di dalam tiga mazhab ini juga mengharamkan seseorang daripada mengukir patung-patung yang menyerupai manusia ataupun binatang.

Cuma di dalam Mazhab Al-Imam Malik, para fuqaha mazhab ini (Al-Malikiyyah) berpandangan bahawa hukum melukis gambar yang sempurna[ii] bagi manusia dan haiwan adalah dibenarkan sekalipun hukumnya adalah makruh.

Ini bermakna sekiranya seseorang berniat untuk tidak melukis gambar manusia dan haiwan yang sempurna, maka dia akan mendapat pahala kerana meninggalkan perbuatan yang makruh. Namun sekiranya dia tetap melukis gambar objek hidup secara sempurna, dia tidaklah berdosa tetapi dia tidak akan mendapat sebarang pahala.

Berdasarkan jawapan di atas jelaslah kepada kita bahawa:

Melukis gambar objek yang hidup sama ada gambar manusia atau binatang adalah dibenarkan oleh para fuqaha dalam Mazhab Al-Imam Malik selagi mana gambar tersebut dalam bentuk lukisan atau ukiran. Walaubagaimanapun Al-Malikiyyah (ulama di dalam mazhab Al-Imam Malik) tetap menganggap melukis gambar manusia atau binatang adalah makruh sekiranya gambar objek bernyawa tersebut adalah sempurna.

Namun sekiranya anda ingin memegang pandangan yang mengharamkan sebarang lukisan yang menggambarkan objek manusia atau binatang, maka berdasarkan kaedah:



الْخُرُوْجُ مِنَ الْخِلاَفِ مُسْتَحَبٌّ


yang bermaksud: "Keluar daripada titik perselisihan adalah disunatkan", maka tindakan anda adalah dialu-alukan. Ini kerana apabila anda tidak melukis gambar manusia atau binatang, anda tidak melakukan perbuatan yang haram sama sekali sama ada berdasarkan pandangan yang mengharamkan sebarang gambar manusia dan binatang atau pandangan Al-Malikiyyah yang membolehkan seseorang untuk melukis gambar manusia atau binatang.


Walaupun begitu, ini tidak bermakna bahawa seseorang yang berpegang dengan pandangan Al-Malikiyyah adalah berdosa dan wajib diperbetulkan. Ini kerana apabila para ulama berbeza pandangan dalam menetapkan hukum terhadap sesuatu perbuatan, maka seseorang muqallid (individu yang tidak sampai ke tahap mujtahid) berhak untuk meilih mana-mana pandangan tanpa menerima sebarang dosa.


Hukum Gambar Fotografi


Gambar fotografi adalah dibenarkan selagi mana gambar yang diambil tidak diharamkan untuk dilihat. Oleh itu, apabila seseorang mengambil gambar temannya dalam keadaan si teman menutup aurat, hukum mengambil gambar tersebut adalah dibenarkan. Jelasnya mengambil gambar manusia yang yang tidak menutup aurat adalah diharamkan.

Gambar yang berwarna ataupun hitam putih adalah sama dari sudut hukum. Keadaan gambar tersebut adalah hitam putih atau berwarna bukanlah penentu kepada sesuatu hukum.


Hukum Menggantungkan Gambar Di Dinding

* Hukum menggantungkan gambar selain dari gambar manusia dan haiwan adalah dibenarkan. Contohnya gambar tumbuh-tumbuhan dan alam semulajadi.

* Namun sekiranya gambar yang digantung adalah gambar manusia atau haiwan yang sempurna, maka berdasarkan pandangan Al-Malikiyyah, hukumnya adalah makruh sekiranya gambar tersebut digantung atau dimuliakan.

* Sekiranya gambar tersebut tidak dimuliakan, contohnya gambar yang ada pada hamparan, bantal, selipar, kasut dan sebagainya, maka tindakan menggunakan dan menyimpan barang-barang tersebut adalah tidak digalakkan. Ini kerana yang sebaiknya adalah tidak menggunakan langsung sebarang gambar kepada objek hidup.

* Walaubagaimanapun, berdasarkan pandangan para ulama selain daripada Al-Malikyyah, mereka mengharamkan seseorang individu untuk menggantungkan sebarang gambar manusia atau binatang yang sempurna.

* Sekiranya gambar yang ingin digantung adalah gambar manusia atau haiwan yang tidak sempurna seperti gambar kepala manusia sahaja, gambar kepala seekor singa, gambar seekor lembu tanpa kepala dan gambar manusia yang dadanya berlubang, maka kebanyakan para ulama membenarkannya tanpa ada sebarang hukum makruh.


Hadith Yang Menunjukkan Seolah-Olah Pelukis Mencabar Allah

* Berkenaan dengan hadith yang zahirnya menunjukkan bahawa lukisan benda yang bernyawa adalah seakan-akan mencabar ciptaan Allah, bagi para ulama yang berpandangan bahawa lukisan objek manusia dan binatang yang sempurna adalah haram, mereka menjadikan pengharaman tersebut kerana hadith Rasulullah menunjukkan bahawa orang yang melukis objek benda yang bernyawa telah mencabar Allah Taala.

* Namun bagi para ulama yang tidak berpandangan bahawa lukisan gambar manusia dan haiwan adalah haram, mereka berpandangan bahawa maksud lukisan gambar yang membawa kepada mencabar Allah Taala adalah hanya apabila gambar yang dilukis bertujuan untuk disembah

ataupun

* orang yang melukis tersebut sendiri ingin menjadikan lukisannya sebagai satu cara untuk menyatakan kepada orang lain bahawa dia mampu melakukan sebagaimana Allah menciptakan sesuatu objek. Ini bermakna si pelukis sendiri yang berniat untuk mencabar kehebatan Allah dalam mencipta alam.

* Sekiranya si pelukis tidak berniat untuk mencabar atau menandingi Allah Taala dan lukisan yang dibuat bukanlah untuk disembah, maka para ulama yang tidak mengharamkan lukisan akan menyatakan bahawa tiada sebarang sebab yang boleh mengharamkan lukisan.


Penutup.


Perbincangan berkaitan dengan hukum gambar adalah satu perbincangan yang akan memperlihatkan perbezaan pandangan para ulama dalam menentukan hukum. Walaupun ada hadith yang zahirnya menunjukkan bahawa melukis adalah haram, tetapi para ulama berselisih pandangan dalam memahami hadith-hadith tersebut sehingga menyebabkan pandangan yang pelbagai dalam masalah hukum melukis.

Kita sebagai orang Islam wajib untuk menghormati perselisihan pandangan ini dengan tidak memaksa umat Islam yang lain memilih hanya satu pandangan daripada pandangan-pandangan yang pelbagai. Ini kerana setiap pandangan mempunyai sandaran dan hujah ilmu yang diceduk daripada Al-Quran, Al-Sunnah dan dalil-dalil feqh yang lain.

Kita juga tidak boleh mencemuh pandangan sebahagian para fuqaha sekiranya pandangan mereka tidak sama dengan pandangan mazhab yang kita pegangi.



Wallahu A'lam.


Rujukan utama adalah Mausu`ah Fiqhiyyah Quwaitiyyah.

Kutipan/Sedutan dari :
www.pmram.org

Thursday, July 3, 2008

Apa itu seni?

Sebuah upaya pemetaan gagasan estetika berdasarkan gelagat senirupa mutakhir

Di abad 21 ini dunia senirupa telah membawa kecenderungan-kecenderungan yang tak sepernuhnya bisa dicerna dengan konsep atau pun kategori konvensional. Seni instalasi, performance, new-media, kultur visual, adalah berbagai kategori akademis yang mungkin enak untuk digunakan namun belum tentu memadai untuk merumuskan bermacam gelagat yang bermunculan saat ini. Wajah gelagat itu bisa aneka rupa. Mungkin teknik atau medianya yang baru, mungkin temanya, barangkali juga pelakunya. Tapi boleh jadi ada pembalikan ke masa lampau, ada pencampur adukan tradisi, ada ketakpedulian pada aliran mana pun, ada perubahan medan sosial seni, dsb. dsb. Seminar ini sengaja tidak membatasi diri pada gelagat dan perspektif tertentu, agar kompleksitas konteks kegiatan seni mutakhir dapat ditangkap.

Berbagai bentuk polemik ihwal konsep estetika hari-hari ini bisa dianggap sebuah isyarat tentang perlunya merumuskan kembali: mesti dimengerti sebagai apa “seni” saat ini, dihadapan berbagai gejala yang berkembang dalam dunia seni rupa mutakhir itu.

Kebetulan Bandung menyimpan banyak pemikir, yakni para kurator, penulis kritik seni maupun pengamat. Mereka adalah pihak-pihak yang memiliki kejelian pengamatan dan informasi aktual tentang denyut paling mutakhir di medan praksis senirupa. Sayang selama ini mereka tampak sibuk dengan pekerjaan dan visi masing-masing. Ada baiknya mereka sesekali berkumpul bersama bertukar gagasan dan visi, agar bisa didapatkan semacam peta (sementara) tentang apa yang sesungguhnya terjadi dan bagaimana sebaiknya kita memahami segala gelagat itu.

Relawan.net

Disebalik lukisan part 4


Bagi disebelah bawah kanan pula kita akan lihat beberapa objek. Diatas sekali kita akan dapat melihat kura-kura. Ini simbol pergerakan yang lambat. Ini ditujukan kepada kereka yang agak lambat bergerak dan sedar dari alpa. Disebelahnya didapati host/saluran yang menghubungi ke bom tangan.(sila rujuk perincian lukisan part 1) Ini menunjukkan kesan letupan dari bom tangan tadi dapat dihalakan ke arah tertentu menerusi host tadi. Ini dapat ditafsirkan dengan setiap masalah yang kita hadapi bukanlah dari sumber yang nyata. Ada diantaranya melalui maksud yang tesirat. Disini hendak ditekankan supaya kita haruslah menyiasat punca setiap masalah sebelum tindakan diambil. Selain itu, di bahagian bawah dan ditengah-tengah,kelihatan 3 bentuk monitor lama(crt). Hanya satu dari 3 monitor lama ini mempunyai skrin yang bewarna dan membawa maksud masih tidak rosak. Ini menunjukkan bukan semua sumber/barangan lama kita tidak boleh gunakan. Cuma kita mesti bijak menggunakannya dan yang pasti, janganlah membazir. Kadangkala barangan lama lebih peraktikal digunakan. Disebelahnya pula kelihatan manusia bertopeng gas. Topeng gas biasanya dipakai oleh tentera keselamatan bagi melindungi diri dari ancaman berbahaya seperti gas beracun dan sisa kimia/toksid. Dengan itu, kita haruslah menyiapkan/bersedia dari sekarang dengan apa jua kemungkinan yang bakal berlaku pada diri kita. Bukan saja dari segi keselamatan, bahkan juga dari segi kemajuan diri. Sebagai contoh, kita haruslah memastikan hasil kerja/artwork kita dilindungi oleh undang-undang seperti undang-undang hakcipta. ini sekadar memastikan keselamatan harta benda kita.


Disebalik lukisan part 1
Disebalik lukisan part 2Disebalik lukisan part 3